INDONESIANEWS.ID | JakartarayaNews: Kementerian Perdagangan Tiongkok memberikan tanggapan terhadap keputusan Amerika Serikat mengecualikan sejumlah produk teknologi dari kebijakan tarif. Dalam pernyataan resminya, kementerian menyebut langkah tersebut sebagai “langkah kecil”, dikutip dari CNBC, Senin (14/4/2025).
Kementerian juga mendesak Presiden AS Donald Trump untuk sepenuhnya menghapus tarif tambahan yang diberlakukan terhadap produk Tiongkok. Mereka meminta tarif yang dihapus termasuk bea masuk sebesar 145 persen.
“Kami mendesak AS untuk mendengarkan suara rasional dari komunitas internasional dan pihak-pihak domestik, mengambil langkah besar untuk memperbaiki kesalahannya, sepenuhnya menghapus tindakan keliru berupa ‘tarif timbal balik’, dan kembali ke jalur yang benar untuk menyelesaikan perbedaan melalui dialog yang setara berdasarkan saling menghormati,” kata kementerian tersebut.
Saat ini, pihak Tiongkok juga tengah mengevaluasi dampak dari pengecualian tarif tersebut. Evaluasi ini mencakup sejumlah produk teknologi seperti ponsel pintar, komputer, semikonduktor, dan panel surya.
Keputusan mengecualikan produk-produk tersebut diumumkan oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS pada Jumat (11/4/2025) malam. Gedung Putih belum memberikan tanggapan resmi atas permintaan komentar dari media.
Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer menyatakan saat ini belum ada rencana percakapan antara Presiden Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Respon di dalam negeri Tiongkok terhadap pengecualian tarif ini terlihat jelas di media resmi dan media sosial.
Surat kabar Beijing Daily menyebut kebijakan ini sebagai bentuk kemunduran dari kebijakan tarif sebelumnya. Di platform media sosial Weibo, tagar “Pemerintahan Trump Mundur Lagi” menempati peringkat kedua dalam daftar pencarian populer.
Meskipun beberapa produk telah dibebaskan dari bea tambahan, tarif sebesar 20 persen terhadap seluruh produk asal Tiongkok tetap diberlakukan. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan keras Presiden Trump terhadap perdagangan dengan Tiongkok belum sepenuhnya berubah.
Pemerintah Tiongkok menegaskan tindakan tarif timbal balik adalah kesalahan dan mendesak agar AS segera menghentikannya secara total. Tiongkok berharap AS kembali pada jalur diplomasi dan dialog untuk menyelesaikan perselisihan dagang yang tengah berlangsung. (*)







